Mengenai Industri

Pengertian pengendalian mutu (Quality Control) 
Beberapa pengertian pengendalian mutu (quality control) yang berkembang di Indonesia adalah sebagai berikut: 
  1. Pengendalian mutu (quality control) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang terpadu secara efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan, melestarikan, dan meningkatkan kualitas dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa) seekonomis mungkin dan sekaligus memenuhi kepuasan. (Dewan Produktivitas Nasional, 1985) 
  2. Pengendalian mutu (quality control) adalah sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh jajaran pekerja di semua tingkatan, dengan menerapkan konsepsi pengendalian mutu dan metode statistik, untuk mendapatkan kepuasan pelanggan maupun karyawan. (Astra TQC, 1984) 
  3. Pengendalian mutu (quality control)) merupakan keseluruhan rangkainan terpadu (sistem) yang efektif guna melakukan pengembangan kualitas, menjaga dan meningkatkan mutu kerja, melalui usaha-usaha berbagai kelompok di dalam organisasi, sehingga memungkinkan untuk memproduksi barang/jasa dengan sangat ekonomis, serta untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Stephen, Productivity Series No. 14, APO).
  4. Pengendalian mutu (quality control) adalah suatu sistem manajemen yang mengikutsertakan seluruh pimpinan dan karyawan dari semua tingkat jabatan secara musyawarah untuk meningkatkan mutu serta produktivitas kerja dan memberikan kepuasan kepada pelanggan maupun karyawan. (Pusat Produktivitas Nasional, 1985)
Proses pengendalian mutu (quality control) Menurut Mockler (1972), proses pengendalian mutu dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut: 
  1. Menentukan sasaran - > Sasaran pokok proyek adalah menghasilkan produk atau instalasi dengan batasan anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan. Sasaran ini dihasilkan dari suatu perencanaan dasar dan menjadi salah satu faktor pertimbangan utama dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau membangun proyek, sehingga sasaran-sasaran tersebut merupakan tonggak tujuan dari kegiatan pengendalian. 
  2. Lingkup kegiatan Untuk memperjelas sasaran, maka lingkup proyek perlu didefinisikan lebih lanjut, yaitu mengenai ukuran, batas, dan jenis pekerjaan apa saja (dalam: paket kerja, SPK, RKS) yang harus dilakukan untuk menyelesaikan lingkup proyek keseluruhan.
  3. Standar dan kriteria Dalam usaha mencapai sasaran secara efektif dan efisien, perlu disusun suatu standar, kriteria, atau spesifikasi yang dipakai sebagai tolok ukur untuk membandingkan dan menganalisis pekerjaan. Standar, kriteria, dan patokan yang dipilih dan ditentukan harus bersifat kuantitatif, demikian pula metode pengukuran dan perhitungannya harus dapat memberikan indikasi terhadap pencapaian sasaran, seperti: a. Berupa satuan uang, seperti anggaran per satuan unit pekerjaan (SRK), anggaran pekerjaan per unit per jam, penyewaan alat per unit per jam, biaya angkutan per ton per km; b. Berupa jadwal, misalnya waktu yang ditentukan untuk mencapai deadline; c. Berupa unit pekerjaan yang berhasil diselesaikan; d. Berupa standar mutu, kriteria, dan spesifikasi, misalnya yang berhubungan dengan kualitas material, dan hasil uji coba peralatan.  


 Pengertian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) 
         “Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Edwin B. Flippo (1995), adalah pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat (spesifik), penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan pelaksanaan melalui surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman lain.” “Secara filosofis, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani tenaga kerja, pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan K3 diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. (Forum, 2008, edisi no.11)” 

Pengertian Peralatan Perlindungan Diri 
        “Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya, semua perusahaan kontraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective Equipment (Ervianto, 2005, hal 199).” “Kontrol manajemen konstruksi dapat mengurangi ataupun mengeliminasi kondisi rawan kecelakaan. Walaupun teknik manajemen dapat menjamin keselamatan, tetapi akan lebih aman jika digunakan Alat Perlindungan Diri (APD). Jika kecelakaan tetap terjadi setelah kontrol manajemen konstruksi diterapkan, yang harus diperhatikan adalah mengkaji kelengkapan keamanan dan keselamatan. Peralatan keamanan menyediakan keamanan dalam bekerja, jika peralatan ini tidak berfungsi dengan baik, maka resiko terjadi kecelakaan pada pekerja besar (Charles A. W, 1999, hal 401).”

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 
Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja antara lain : ”Menurut Gary J. Dessler (1993), untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap pekerja dan untuk melindungi sumber daya manusia.” ”Menurut Suma’mur (1992), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah : a) Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja. b) Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja. c) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.” ”Menurut pendapat Suma’mur (1992), menyebutkan bahwa dalam aneka pendekatan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain akan diuraikan pentingnya perencanaan yang tepat, pakaian kerja yang tepat, penggunaan alatalat perlindungan diri, pengaturan warna, tanda-tanda petunjuk, label-label, pengaturan pertukaran udara dan suhu serta usaha-usaha terhadap kebisingan.” ”Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993, tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai ; suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas kecelakaan.”


Strandarisasi (ISO)
  • Sistem manajemen manajemen mutu yang berlaku berlaku secara internasional internasional adalah ISO 9000 ISO 9000 (The International Organization for Standardization) (The International Organization for Standardization) 
  • Tujuan ISO adalah mengembangkan mengembangkan dan mempromosikan mempromosikan standar standar -standar standar yang berlaku berlaku secara internasional internasional.
  • Beberapa Beberapa keuntungan keuntungan dari penerapan penerapan standarisasi standarisasi
  1. Orientasi Orientasi Pelanggan Pelanggan Standarisasi Standarisasi memenuhi memenuhi persyaratan persyaratan pelanggan pelanggan dengan memberikan memberikan mutu produk atau jasa untuk kepuasan kepuasan pelanggan pelanggan. 
  2. Keuntungan Keuntungan Pasar Perusahaan Perusahaan yang telah mempunyai mempunyai sertifikat sertifikat ISO dapat diterima diterima oleh semua pelanggan pelanggan di pasar domestik domestik dan internasional internasional. 
  3. Pengakuan Pengakuan ISO akan memberikan memberikan pengakuan pengakuan khusus terhadap terhadap perusahaan perusahaan, sehingga sehingga membawa membawa persepsi persepsi pembeli pembeli pada tingkat tingkat yang lebih tinggi. 
  4. Kepercayaan Kepercayaan ISO menciptakan menciptakan kepercayaan kepercayaan manajemen manajemen terhadap terhadap mutu produk atau jasa yang dihasilkan dihasilkan kepada pelanggan pelanggan mengenai mengenai kemampuan kemampuan perusahaan.
  5. Konsistensi Konsistensi Mutu ISO membantu membantu memelihara memelihara konsistensi konsistensi mutu produk atau jasa. 
  6. Aspek Legal Secara resmi telah diterima diterima oleh banyak negara. 
  7. Peningkatan Peningkatan Produktivitas Produktivitas Standarisasi Standarisasi dapat meningkatkan meningkatkan produktifitas produktifitas organisasi organisasi dengan penggunaan penggunaan material, material, teknik dan sumber daya yang efektif efektif. 
  8. Meningkatkan Meningkatkan unjuk kerja keuangan keuangan Dengan berkurangnya berkurangnya biaya mutu, maka produktifitas produktifitas meningkat meningkat, unjuk kerja keuangan keuangan perusahaan perusahaan juga meningkat meningkat. 
  9. Terdokumentasi Terdokumentasi Sistem dokumentasi dokumentasi untuk produk, bahan kegiatan kegiatan dan operasi operasi membantu membantu dalam identifikasi identifikasi, kaji ulang dan peningkatan peningkatan produk atau jasa.
  10. Kemampuan Kemampuan Organisasi Organisasi ISO menunjukkan menunjukkan kemampuan kemampuan organisasi organisasi perusahaan perusahaan untuk mencapai mencapai mutu tertentu tertentu. 
  11. Pengembangan Pengembangan SDM ISO memberikan memberikan pelatihan pelatihan dan pengembangan pengembangan tenaga kerja secara teratur teratur sehingga sehingga membantu membantu peningkatan peningkatan budaya kerja di seluruh seluruh organisasi organisasi. 
  12. Pemantauan Pemantauan ISO akan membantu membantu pemantauan pemantauan secara teratur teratur semua kegiatan kegiatan organisasi organisasi, identifikasi identifikasi masalah masalah dan melakukan melakukan tindakan tindakan perbaikan perbaikan tepat waktu. 
  13. Peningkatan Peningkatan potensi potensi ekspor Organisasi Organisasi perdagangan perdagangan internasional internasional lebih senang melakukan melakukan kontak bisnis dengan pemasok pemasok yang telah mempunyai mempunyai sertifikat sertifikat terstandarisasi terstandarisasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Politik dan Strategi Nasional

Reproduksi Budaya (Pemaknaan Ulang Budaya)

Pengertian Etka, Profesi, Profesionalisme, Etika Profesi